Penerapan AMDAL Industri Pengolahan Tempe

Penerapan AMDAL Industri Pengolahan Tempe

Penerapan AMDAL Industri Pengolahan Tempe

  Perlu kita ketahui Penerapan AMDAL industri sangat penting bagi setiap industri pangan apapun levelnya. Perusahaan skala rumah tangga tetap perlu melakukan pengolahan limbah sebelum membuangnya ke lingkungan. Terutama untuk industri pangan yang pengelolaannya masih sederhana. Apabila pengolahan limbah kurang maksimal akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan yang erat kaitannya dengan kesehatan serta kenyamanan masyarakat. Permasalahan yang timbul antara lain pencemaran air, tanah dan udara. Sebab industri pangan terutama pengolahan tempe ini menghasilkan sampah organik. Berisiko pembusukan yang kemudian menghasilkan bau tidak sedap ke lingkungan sekitar. Agar tidak menimbulkan gangguan, setiap pelaku industri skala rumah tangga bisa menerapkan pengolahan sederhana seperti penjelasan berikut ini.  

Penanganan Sampah Organik Industri Pengolahan Tempe

Tempe dibuat dari proses fermentasi oleh kacang kedelai secara langsungi. Mulai dari penanganan bahan baku melibatkan proses pengolahan. Seperti pencucian, perebusan, pengelupasan kulit, pembilasan ulang sampai proses pembungkusan agar menjadi tempe. Rangkaian proses tersebut menghasilkan sampah organik dari bahan baku kacang kedelai. Inilah salah satu yang menimbulkan pencemaran. Sebab sampah organik tersebut mudah mengalami pembusukan karena proses penguraian alami. Material protein pada sampah menyebabkan bau busuk ke sekitar lingkungan. Sifatnya sementara namun tetap saja menimbulkan ketidaknyamanan. Namun kondisi seperti ini sebetulnya sudah ada solusinya. Agar tidak menimbulkan gangguan kenyamanan dalam jangka panjang, mengolah sampah organik menjadi biogas. Yaitu dengan cara menampung, kemudian menambahkan starter seperti EM-16. Cukup sediakan penampungan khusus sampah yang dalam hal ini adalah kulit ari. Siapkan juga bak atau drum berukuran besar sebagai penampung sekaligus tempat proses pembuatan biogas. Peralatan lainnya juga perlu seperti selang, timbangan, thermometer, serta pengujian nyala api. Pengolahan ini merupakan salah satu langkah penerapan AMDAL industri yang efektif dan bermanfaat. Anda dapat melakukan pengujian nyala api setelah suhu dalam bak penampungan tidak tunggu lagi. Menandakan proses serta aktivitas bakteri sudah selesai. Setelah menguji nyala api, selanjutnya Anda dapat menggunakan biogas tersebut untuk berbagai keperluan sederhana. Contoh paling mudahnya adalah sebagai bahan bakar. Dengan demikian tidak ada bahan terbuang, semuanya masuk proses pengolahan kembali, sehingga menghemat modal.

Pengelolaan Limbah Padat Industri Pengolahan Tempe

Selain bahan organik berupa kulit ari dari kacang kedelai, pengolahan tempe tentunya juga menghasilkan limbah padat lainnya. Salah satunya dari daun-daunan, kertas, plastik serta material lainnya. Demi menghindari dampak buruknya Anda perlu melakukan pengolahan sebagai berikut.
1.      Pemilahan
Pertama langkahnya adalah memilah atau memisahkan limbah organik (sampah basah) dengan limbah anorganik (sampah kering). Sedangkan limbah anorganik pengolahannya dengan mendaur ulang mana yang masih layak pakai. Kemudian sisanya masuk ke pengolahan lebih lanjut.
2.      Pewadahan
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sementara secara mandiri sebelum masuk ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dalam metode ini, para pelaku bisnis menyediakan wadah untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya.
3.      Pengumpulan
Proses pengumpulan limbah padat paling mudah adalah melalui komunal langsung. Komunal langsung merupakan proses pengambilan limbah padat pada setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
4.      Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan limbah padat dalam proses pengumpulan komunal langsung menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck, yang memiliki daya tampung 6 m3, bisa juga jenis arm roll truck dengan daya tampung 4 m3. Kedua kendaraan pengangkut ini lengkapi dengan lengan tarik hidrolik yang dapat bergerak secara otomatis. Sehingga kegiatan pemuatan ataupun pembongkaran lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan sampah.
5.      Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Sampah yang sebelumnya telah terkumpul kemudian masuk ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan atau transit sementara sebelum menuju proses berikutnya seperti pengolahan akhir maupun daur ulang.
6.      Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Limbah padat yang sudah sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan melalui tahap isolasi serta penimbunan. Tujuan tahap ini untuk menghindari pencemaran lingkungan sekitar. Dan seringkali para pemulung masing memanfaatkan tempat ini untuk mencari barang-barang bekas yang bernilai jual.  

Penerapan AMDAL Industri untuk Sampah Cair

Pengolahan tempe yang merupakan bahan makanan tidak lepas dari produksi limbah atau sampah cair. Misalnya dari air bekas pencucian bahan mentah, MCK para pekerja, pencucian peralatan dan sebagainya. Limbah ini juga harus melalui pengelolaan yang baik agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu cara pengolahan limbah cari adalah membuat saluran air kotor atau bak peresapan. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pembuatan saluran air kotor atau bak peresapan adalah sebagai berikut:
1.      Tidak Menyebabkan Sumber Air Bersih Sekitarnya Ikut Tercemar
Membuat bak peresapan perlu memperhatikan konstruksinya. Sebisa mungkin tidak meresap ke tanah kemudian masuk ke sumur atau sumber air lainnya. Untuk skala besar dapat membuat tampungan seperti kolam.
2.      Tidak Mengotori Permukaan Tanah
Pembuatan kolam atau penggunaan bak sebisa mungkin tanpa bersentuhan langsung dengan permukaan tanah. Sebab air atau limbah cair akan cepat meresap kemudian mencemari tanah serta air sekitarnya.
3.      Mencegah Penyebaran Cacing Tambang Pada Permukaan Tanah
Limbah merupakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan serta perkembangan organisme penyebab penyakit. Salah satunya adalah cacing tambang. Penerapan AMDAL harus memperhatikan risiko satu ini sebab cacing tambang sangat mudah masuk ke sumber air bersih.
4.      Tidak Menimbulkan Bau yang Akan Mengganggu Masyarakat Sekitar
Mengupayakan bahwa bak penampungan jauh dari lokasi pemukiman. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka perlu menggunakan penutup. Sehingga apabila terdapat bau tidak akan menyebar ke sekitar.
5.      Membuat Konstruksi Sederhana Menggunakan Bahan Murah
Pengelolaan limbah untuk skala industri perlu memperhatikan aspek tepat guna dengan biaya serendah mungkin. Maka pembuatannya cukup sederhana menggunakan bahan yang sudah ada saja.
6.      Sumber Air Beserta dan Bak untuk Resapan dengan Jarak Lebih dari 10 M
Perhatikan jarak antara bak resapan dengan sumber air. Mengapa perlu minimal 10 meter? Supaya menghindari masuknya limbah ke dalam sumber air tersebut.  

Penanganan Sampah dengan Konsep 3R

Upaya lain dalam mengurangi jumlah limbah padat atau sampah serta dampaknya adalah menerapkan konsep 3R. Yaitu reduce reuse recycle, artinya mengurangi penggunaan, menggunakan kembali serta mendaur ulang. Reduce adalah penggunaan bahan atau barang kebutuhan industri. Caranya adalah menggunakan bahan tahan lama, mengurangi barang barang sekali pakai, mengurangi jumlah belanja tidak penting. Reuse adalah memilah berbagai barang yang dapat Anda gunakan kembali. Sehingga jangka waktu pemakaian barang makin panjang, jumlah sampah akan berkurang. Terutama untuk peralatan layak pakai serta masih berfungsi dengan baik. Recycle merupakan proses daur ulang barang yang sifatnya sudah tidak ada manfaatnya lagi. Saat ini banyak industri formal melakukan kegiatan daur ulang dengan memanfaatkan barang atau bahan bekas menjadi barang yang bernilai. Meski dalam skala industri kecil menengah, pelaku bisnis perlu memperhatikan penerapan AMDAL industri secara efektif dan efisien. Informasi lengkap mengenai perizinan pengelolaan AMDAL bisa cek langsung Anda cek melalui website izinlingkungan.com.    

Baca Juga : Jasa Pengurusan Amdal

INFO LEBIH DETAIL UNTUK PEMBUATAN DAN PERPANJANGAN BISA MENGHUBUNGI KAMI :

CALL / WA : +62 811-8374-666

Email : info@izinlingkungan.com