Terdapat beberapa perbedaan limbah-B3 dan non-B3 yang penting untuk diketahui oleh banyak orang dan berbagai pihak di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bukan tanpa sebab, pasalnya antara limbah B3 dan limbah non B3 sendiri perlu dilakukan pengelolaan berbeda-beda. Dengan begitu, pengelolaan limbah B3 dan limbah non B3 bisa dilakukan semaksimal mungkin sehingga tidak mencemari kesehatan manusia ataupun lingkungan sekitar. 

Limbah B3 dan non B3 sama-sama merupakan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Apalagi limbah B3, ini merupakan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Banyak sekali contoh limbah B3 yang ada di sekitar, seperti kemasan bekas B3 serta sisa limbah B3. Perbedaan antara limbah B3 dan non B3 yang paling mencolok terletak pada karakteristiknya. Sselain itu, masih banyak lagi perbedaan antara limbah B3 dan non B3 untuk memudahkan pengelolaannya. 

Ketahui Perbedaan Limbah B3 dan Non B3  

Sebelum membahas tentang beberapa perbedaan limbah-B3 dan non-B3, ada baiknya Anda memahami pengertian dari limbah B3 dan non B3 itu sendiri. Sebagai informasi, limbah B3 adalah zat atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, maupun jumlahnya baik langsung atau tidak langsung bisa mencemarkan serta merusak lingkungan hidup. Selain itu, limbah B3 juga membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 

Beberapa jenis B3 yang mudah dikenali serta boleh digunakan antara lain bahan kimia seperti asam asetat, ammonia, asam klorida, asam sulfat, formalin, natrium hidroksida, methanol, termasuk gas nitrogen. Sementara itu, limbah B3 merupakan sisa dari usaha atau kegiatan yang mengandung maupun menggunakan bahan B3 tersebut. Limbah B3 dihasilkan dari aktivitas usaha baik dari sektor pariwisata, industri, pelayanan kesehatan, ataupun dari domestic rumah tangga. 

Pembahasan dalam perbedaan limbah-B3 dan non-B3 berikutnya adalah pengertian dari limbah non B3 itu sendiri. Sebagai informasi, limbah non B3 adalah singkatan dari limbah non bahan berbahaya dan beracun. Ini merupakan sisa dari sebuah usaha dan kegiatan yang berupa skrap, sisa, atau reja yang tak termasuk dalam klasifikasi maupun kategori limbah dengan bahan berbahaya yang beracun bagi kesehatan manusia ataupun lingkungan sekitar. 

Walaupun begitu, tetap saja limbah non B3 tergolong membahayakan jika tidak dilakukan penanganan dengan benar. Apalagi jika limbah non B3 dibiarkan begitu saja, maka bisa menumpuk dan menimbulkan ketidaknyamanan. Mengingat limbah non B3 tetap saja limbah yang tidak bisa diuraikan secara alami oleh alam sekitar. Karena itu, penting juga dilakukan pengolahan yang tepat untuk jenis limbah non B3 yang ada dimana saja. 

Perbedaan Limbah B3 dan Non B3 Dalam Berbagai Aspek  

Jika berbicara tentang perbedaan limbah-B3 dan non-B3, maka hal utama yang berkaitan adalah pengelompokan limbah tersebut. Agar dapat melakukan pemisahan serta penangan yang tepat terhadap jenis limbah B3 dan limbah non B3, maka dibutuhkan pengetahuan dasar agar dapat membedakan bagaimana ataupun seperti apa limbah itu dikategorikan sebagai limbah B3 maupun limbah B3 dan sekaligus menjadi perbedaannya. 

Golongan limbah B3 tersebut sesuai dengan namanya, yaitu bahan limbah berbahaya dan beracun serta mudah terbakar, korosif, meledak, mengandung racun, menimbulkan infeksi, dan bersifat reaktif. Limbah yang memiliki label berbahaya dan beracun atau B3 adalah unsur atau zat dan komponen lain yang mempunyai kemampuan untuk mencemari sampai melakukan kerusakan terhadap lingkungan. Selain itu, limbah tersebut juga bisa membahayakan segi kesehatan dan kondisi manusia normal. 

Bahkan limbah B3 juga mempunyai kemampuan untuk menyebabkan kematian terutama kepada makhluk hidup seperti tumbhan dan hewan. Adapun perbedaan limbah B3 dan non B3 yang mencolok yakni, limbah non B3 bisa didefinisikan sebagai limbah yang dihasilkan atau dikeluarkan dari sebuah kegiatan usaha berupa sisa produksi atau produk buangan serta tentunya tak masuk dalam klasifikasi dari jenis limbah berbahaya dan beracun. 

Dalam penanganan ataupun pengelolaan terhadap limbah baik yang termasuk dalam limbah B3 ataupun limbah non B3 dibutuhkan kecermatan serta kemampuan, yang dimulai dari pengangkutan limbah B3. Pengelolaan limbah, hingga pengolahan limbah itu. Terutama dalam pengelolaan limbah B3, maka harus mendapat penangan yang tepat dan secepatnya sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan hidup terutam air, udara, dan tanah. 

Meskipun terdapat perbedaan limbah-B3 dan non-B3, tetap saja seluruh limbah baik B3 ataupun non B3 akan secara langsung atau tidak langsung menimbulkan dampak terhadap manusia. Sebagai contoh, limbah jenis B3 yang termasuk pelarut terhalogenesi seperti metilen klorida, klorobenzena, dan limbah yang tak ditentukan seperti baterai bekas serta limbah laboratorium. Zat itu bisa menimbulkan kerusakan kepada sistem tubuh manusia. 

Sistem tubuh yang dimaksud berupa pencernaan, saraf, pernapasan, kardiovaskular, dan penyakit kulit sampai kematian. Zat tersebut juga bisa mendatangkan efek kronis yang dapat menyebabkan efek penyebab penyakit kanker, tepatnya mutase dalam tubuh. Selain itu, zat limbah B3 bisa menyebabkan cacat lahir, sel, dan kerusakan sistem reproduksi manusia. Karena itu, jenis limbah tersebut begitu berbahaya yang mengganggu kesehatan dan kehidupan manusia. 

Adapun berikutnya bisa Anda lihat dari contoh limbah non B3. Contoh dari limbah non B3 bisa diambil dari sisa sayur mayur yang sudah membusuk serta menimbulkan bau. Jika limbah tersebut dibiarkan, maka bisa mengundang berbagai penyakit yang dibawa oleh serangga seperti lalat, cacing, dan masih banyak lagi. Bisa juga limbah berupa daging sisa yang tak diolah dan menjadi busuk. 

Sebagai informasi, pengelolaan limbah B3 biasanya terdiri dari pengumpulan, penyimpanan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan, sampai pengimbunan. Dalam proses penyimpanan dan pengumpulan, maka hal ini bertujuan untuk menghindari terpaparnya limbah ke lingkungan sekitar. Pengangkutan tersebut mencakup proses pemilihan limbah yang aman serta yang harus diproses lebih lanjut. 

Sementara itu, pada proses pemanfaatan terdapat kegiatan untuk mendaur ulang sejumlah limbah yang dapat dipakai dan memang statusnya aman. Pengelolaan jenis limbah B3 tersebut berguna untuk mengurangi kadar racun yang berasal dari lmbah tersebut. Dengan demikian, yang awalnya dari limbah berbahaya menjadi aman dan tidak berbahaya. Proses pengelolaannya pun termasuk dalam perbedaan limbah-B3 dan non-B3. 

Sebab pengelolaan limbah non B3 lebih sederhana lantaran tidak membutuhkan izin dari pihak khusus. Bahkan waktu penyimpanan limbah tersebut tidak dibatasi, berbeda dengan limbah B3 memakan waktu penyimpanan maksimal 90 hari. Jenis limbah non B3 juga tidak ada batasan untuk akses ke tempat penyimpanan. 

Itulah pembahasan tentang perbedaan limbah B3 dan non B3 yang perlu dipahami oleh berbagai pihak. Dengan demikian, pengelolaan limbah B3 dan non B3 bisa dilakukan semaksimal mungkin untuk menghindari tercemarnya lingkungan sekitar, Artikel menarik tentang limbah b3 hanya di izinlingkungan.com.