Persetujuan Teknisi Emisi dari Kementerian Lingkungan Hidup

Persetujuan Teknisi Emisi dari Kementerian Lingkungan Hidup

  Proses persetujuan teknisi emisi yang melibatkan LHK adalah proses penting bagi para pebisnis bila proses produksinya menyebabkan emisi. Polusi udara Indonesia sudah sangat tinggi dan tidak akan berkurang apabila semua pihak tidak bekerja sama dengan baik. Menjalankan bisnis tentu tujuan utamanya untuk mendapatkan profit dan ingin langgeng dalam jangka panjang. Sebab itu, selai memperhatikan kualitas produk, juga harus memperhatikan pengelolaan sisa produksi agar tidak merusak alam dalam skala berapapun.  

Persetujuan Teknisi Emisi dari Pihak yang Bertanggung Jawab

  Direktorat pengendalian pencemaran udara atau singkatannya PPU dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 2021 ada tiga hal penting dalam bisnis. Terkait dengan polusi udara, peraturan pemerintah tersebut merangkum tentang pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan dari dampak pencemaran udara. Untuk pencegahan sendiri terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian, yakni:

1. Baku mutu emisi
2. Persetujuan teknis
3. Baku mutu gangguan
4. Internalisasi biaya pengelolaan mutu udara
5. Kuota emisi dan sistem perdagangan kuota emisi
6. Standar Nasional Indonesia terhadap produk rumah tangga yang mengeluarkan residu

Segala jenis bisnis yang secara aturan membutuhkan UKL dan UPL apalagi AMDAL wajib memiliki SLO dan persetujuan teknis. Sementara itu, ada beberapa jenis usaha yang tidak wajib memiliki pertek, seperti:

1. Tidak ada sumber emisi tidak bergerak
2. Kegiatannya existing dan telah tercantum pengelolaannya pada IL
3. Sumber emisinya hanya berasal dari genset, sesuai dengan aturan LHK 11 tahun 2021

Ketentuan tertulis secara sah terkait pertek emisi telah tercantum pada beberapa pasal. Pertama ada pasal 40 ayat 1 dan 2, kedua pasal 53 ayat 1 huruf c dan pasal 53 ayat 3. Dengan adanya peraturan tertulis tersebut, sah proses persetujuan ini wajib bagi pebisnis.  

Prosedur Pengajuan Izin yang Harus Anda Lalui

  PTSP MENLHK atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan penerapan beberapa prosedur pengajuan persetujuan teknis ini. Urutan langkah-langkah mendapatkan persetujuan itu meliputi hal-hal berikut:

1. Log in perusahaan menggunakan NIB atau Nomor Induk Berusaha yang bisa Anda peroleh sebelumnya
2. Pilih layanan yang sesuai kebutuhan kemudian unggah semua persyaratan pengajuan persetujuan pada situs resminya
3. Ajukan permohonan layanan
4. Petugas PTSP akan melakukan verifikasi permohonan nomor tiga
5. Verifikasi oleh unit teknis akan mengkonfirmasi persyaratan Anda lengkap
6. Lakukan pembayaran sesuai angka yang muncul pada situsnya
7. Pilih jadwal validasi pada tanggal Anda bisa ke tempat langsung
8. Setelah memilih jadwal validasi maka pada hari perjanjian bisa menyerahkan dokumen ke petugas untuk proses validasi
9. Proses selanjutnya akan adalah validasi dari unit teknis
10. MENLHK menerbitkan SK

Permohonan dari nomor satu sampai enam cukup melalui sarana internet dengan mengunjungi situs resmi www.ptsp.menlhk.go.id. Sementara untuk nomor tujuh sampai sepuluh harus langsung ke tempat.  

Alat Pengendali dan Proses Produksi

  Dalam proses pengendalian emisi, proses produksi akan membutuhkan beberapa alat pengendalian. Kaitan alat-alat ini dengan proses produksinya maka setiap penggunaan alat tersebut bisa masuk ke berbagai keterangan berikut:

1. Identifikasi Emisi dengan tujuan guna memahami proses produksi agar lebih mudah dalam mengidentifikasi emisi
2. Neraca Massa dalam satuan mg/Nm³ sebagai alat untuk mendapatkan kondisi polusi udara berdasarkan hasil perhitungan
3. Baku Mutu Emisi atau BME adalah hasil neraca massa. Perbandingannya dengan Baku Mutu Emisi atau BME
4. Alat Pengendali Emisi memiliki dua manfaat. Pertama, alat pengendali harus terpasang jika neraca massa melalui BME. Kedua, rancangannya bergantung dari efisiensi target untuk menurunkan polusi udara hasil perhitungan neraca massa
5. Prakiraan Dampak sebagai simulasi dispersi dengan tujuan mengetahui akibat dari polusi udara yang berdampak ke lokasi tertentu, seperti sekolah dan pemukiman

Lima hubungan alat pengendalian emisi dan proses produksi tersebut menjadi alat bantu bagi para profesional di lapangan. Hasilnya akan menentukan apakah sebuah bisnis berjalan secara sehat dan mendapatkan izin sah untuk jangka panjang.  

Identifikasi Sumber Emisi Dalam Produksi

  Seperti apa dan dari mana sumber emisi produksi? Sebagai pebisnis baru, mungkin Anda akan menemukan berbagai kesulitan dalam proses ini. Sebagai referensi, berikut adalah beberapa identifikasi sumber polusi udara yang tepat:

1. Seluruh sumber emisi mesti terinventasisasikan, baik itu yang sudah eksis maupun yang masih dalam perencanaan
2. Klasifikasi sumber polusi udaranya bisa dari kegiatan produksi itu sendiri maupun berbagai kegiatan penunjang lainnya
3. Klasifikasi sumber polusi udara juga berdasarkan proses pembakaran dan proses bukan pembakaran
4. Sebutkan secara detail jumlahnya, kapasitasnya, bahan bakarnya, serta penggunaannya secara rutin maupun dalam keadaan darurat
5. Khusus untuk sumber polusi udara perencanaan maka wajib mencantumkan desain sumber emisi

Berbagai identifikasi di atas akan membantu proses persetujuan teknisi emisi secara tepat dan cepat. Semakin sempurna semua persyaratan terpenuhi maka semakin cepat keluarnya SK oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagi para pelaku bisnis.  

Kegunaan Neraca Massa yang Penting

  Di dalam prosesnya ada peran penting neraca massa yang akan memberikan data berupa angka dengan akurasi tepat. kemudian pada penggunaannya,  berbagai fakta mengenai neraca massa sebagai berikut:

1. Bisa berupa tabel maupun diagram alir
2. Memiliki tugas untuk menginformasikan bahan yang masuk atau input serta output atau potensi polusi udara yang akan keluar
3. Satuan neraca massa itu dalam bentuk konsentrasi atau mg/Nm³
4. Perhitungan stoikiometri wajib tercantum apabila terjadi reaksi kimia
5. Proses pembakaran dari bahan bakar yang belum jelas komposisinya, seperti biomassa, RDF, dan sebagainya memerlukan cantuman hasil analisis proximate maupun ultimate

Dalam neraca massa, misalkan polusi udaranya boiler 40 ton, maka rincian senyawa kimianya kurang lebih terdiri atas 9 senyawa. Sembilan senyawa kimia tersebut adalah C, H₂, N₂, S, O₂, H₂O, CO₂, NO₂, dan SO₂. Inputnya terdiri atas flue gas dan udara, outputnya flue gas saja.  

Teknologi Alat Pengendali Polusi Udara

  Sebagai pemilik bisnis, tentu tujuan permohonan izin ini agar usaha dapat berjalan dengan legal. Maka untuk itu, pebisnis perlu memahami beberapa teknologi alat pengendali polusi udara serta prinsip kerjanya sebagai kontrol terhadap partikulat dan gas. Kontrol terhadap partikulat bisa memanfaatkan lima alat, seperti settling chamber, siklon, bag house, electrostatic precipitator, serta scrubber atau wet collector. Settling chamber menggunakan prinsip dasar gravitasi dengan biaya investasi dan perawatan murah. Wet scrubber menggunakan prinsip dasar difusi untuk temperatur operasi tanpa batas dengan kisaran investasi sedang. Namun, untuk biaya perawatannya terbilang mahal sekalipun peran pentingnya memang baik untuk pencegahan polusi udara. Ada juga electrostatic precipitator dengan prinsip dasar elektrostatis yang membanderol biaya investasi pada standar mahal serta perawatannya sedang. Semua alat dan prosesnya harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum mengajukan permohonan perizinan ke MENLHK. Solusi untuk para pebisnis yang enggan bersusah payah menjalani prosedur pengajuan, bisa menggunakan jasa terpercaya dari izinlingkungan.com melalui website resmi kami. Anda cukup fokus pada bisnis yang sedang berjalan, sementara kami akan mengurus semua dokumen persetujuan teknisi emisi ke LHK.    

Baca Juga : Jasa Pengurusan Amdal

INFO LEBIH DETAIL UNTUK PEMBUATAN DAN PERPANJANGAN BISA MENGHUBUNGI KAMI :

CALL / WA : +62 811-8374-666

Email : info@izinlingkungan.com