Dalam kehidupan sehari – hari, tentu sudah banyak dari kalangan masyarakat Indonesia yang mengenal tentang sistem pengelolaan limbah B3 yang banyak dilakukan oleh pabrik / industri – industri di pasaran, bukan? Ya, pengelolaan limbah satu ini umumnya dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya risiko bahaya yang ditimbulkan dari adanya limbah – limbah yang dihasilkan oleh berbagai pabrik / industri di pasaran. Dalam kaitannya dengan hal tersebut hadir yang namanya jasa transporter pengelolaan B3 yang sangat bermanfaat bagi kalangan masyarakat.
Berbicara mengenai transporter dalam pengelolaan limbah B3 sendiri, biasanya terdapat sejumlah tahapan penting yang biasanya dilakukan oleh pihak jasa layanan transporter tersebut. Lantas apa sajakah kira – kira tahapan penting dalam transporter pengelolaan limbah B3? Apabila Anda di rumah mungkin merasa penasaran akan tahapan dalam transporter pengelolaan limbah B3, maka bisa menyimak detail informasinya di artikel berikut ini.
Apa Saja Tahapan yang Umum Dilakukan Pihak Jasa Transporter Pengelolaan B3?
Sebelum kita mengulas mengenai apa saja tahapan dalam transporter pengelolaan B3, Anda perlu tahu bahwa dalam pengelolaan limbah B3 sendiri bukan tanpa alasan dilakukan. Yakni untuk memisahkan adanya zat pencemar dari adanya bahan cairan ataupun padatan. Sebab meskipun memiliki volume yang kecil, tingkat konsentrasi zat pencemar yang sudah dipisahkan ini terbilang sangat tinggi. Bahkan seperti yang kita ketahui, bahwa selama ini zat pencemar yang telah dipisahkan belum dikelola dengan baik.
Sehingga dalam hal, besar kemungkinan terjadinya risiko akumulasi bahaya yang bisa memberikan pengaruh buruk bagi kondisi kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itulah, diperlukan adanya sistem pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh pihak jasa transporter. Adapun dalam hal sistem pengelolaan limbah B3 sendiri, ada 7 tahapan yang dilakukan yang bisa Anda simak di penjelasan berikut ini.
Jasa Transporter Pengelolaan B3 dengan Tahapan Reduksi
Tahapan pertama dalam transporter pengelolaan B3, yakni biasanya akan dilakukan yang namanya proses reduksi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Seperti yang kita ketahui, bahwa limbah B3 merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya lantaran memiliki kandungan zat – zat beracun yang mampu membahayakan kesehatan dan mencemari lingkungan. Oleh karena itulah, solusi paling tepat dalam mengatasi masalah ini yakni dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan / house keeping.
Cara yang bisa dilakukan disini, yakni dengan menyimpan bahan baku dengan jumlah yang tepat dan tempat yang sesuai. Dengan demikian, maka akan dapat mengurangi terjadinya risiko pemboroan dan limbah yang dihasilkan. Di samping itu, Anda juga perlu melakukan substitusi bahan untuk mengurangi adanya limbah B3.
Tahapan Pengemasan
Dalam proses transporter pengelolaan B3, tahap pengemasan ini penting dilakukan yakni dengan cara pemasangan label pada kemasan untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan jenis limbah B3 yang terkandung di dalamnya. Tentu saja, ini bukan serta merta dilakukan lantaran sudah sesuai dengan prosedur dan acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Adapun dalam pengemasan pengelolaan limbah B3 sendiri, biasanya sangat penting untuk memperthatikan karakteristik limbah yang bersangkutan.
Dalam hal ini, setiap kemasan limbah B3 harus dalam kondisi yang baik, tidak bocor, tidak mudah berkarat dan terbuat dari bahan – bahan yang tidak gampang bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Dan khusus untuk limbah yang gampang meledak harus dikemas dalam kemasan yang terbuat dari bahan rangkap untuk menahan tekanan dari dalam dan luar kemasan.
Tahapan Penyimpanan
Mengenai tahapan penyimpanan dalam transporter pengelolaan B3 harus dilakukan secara hati – hati dan sesuai dengan semua syarat dan ketentuan yang berlaku. Untuk limbah B3 yang dihasilkan unit produksi di dalam pabrik, harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akan diolah di unit pengelolaan limbah. Adapun proses penyimpanan limbah B3 sendiri, dilakukan dengan menggunakan sistem blok yang terdiri dari 2 x 2 kemasan setiap bloknya.
Demi menghindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel, maka peletakan limbah harus dilakukan secara hati – hati. Selain itu, bangunan penyimpanan limbah juga harus dibuat dengan lantai yang kedap terhadap air, tidak mudah bergelombang dan harus melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bahkan, bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik dan terlindung dari masuknya air hujan.
Tahapan Pengumpulan
Untuk melakukan tahapan pengumpulan transporter pengelolaan B3, penting untuk memperhatikan syarat yang tertera dalam Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Yang mana di dalamnya mencakup beberapa hal penting seperti karakteristik limbah yang dihasilkan, fasilitas laboratorium yang digunakan, perlengkapan dalam penanggulangan kecelakaan dan lokasi pengumpulan limbah yang sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Tidak cukup sampai disitu, tahapan pengumpulan limbah juga harus dilakukan secara terpisah sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan. Dengan demikian, maka limbah yang tidak kompatibel nantinya tidak akan tercampur dan bisa berisiko menimbulkan bahaya besar di masa mendatang.
Tahapan Pengangkutan
Mengenai tahapan pengangkutan dalam transporter pengelolaan B3 sendiri, kemasan harus sudah memenuhi segala syarat dan ketentuan yang ketat. Seperti halnya kondisi pengangkutan normal dan tidak adanya kebocoran limbah ke lingkungan dengan jumlah yang signifikan. Kemasan yang digunakan juga harus dibuat dengan bahan – bahan berkualitas dan kuat untuk menjaga keefektifannya dalam proses pengangkutan.
Khusus untuk limbah yang gampang terbakar, maka kemasan harus sudah dilengkapi dengan head shield sebagai pelindung. Dan juga perlu adanya tambahan pelindung untuk mencegah terjadinya kenaikan suhu yang lebih cepat.
Tahapan Pemanfaatan
Sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya dampak negatif dari limbah B3 terhadap lingkungan, maka diperlukan adanya upaya pemanfaatan dalam hal transporter pengelolaan B3. Upaya pemanfaatan satu ini, bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti daur ulang, perolehan kembali, penggunaan kembali ataupun dalam bentuk pemanfaatan lainnya.
Adapun daur ulang limbah B3 sendiri, bisa dilakukan dengan cara mengolah limbah menjadi berbagai produk yang bisa digunakan kembali. Sementara perolehan kembali bisa dilakukan dengan mengambil kembali zat yang masih bernilai ekonomi atau bisa diolah menjadi zat yang bermanfaat. Dan untuk penggunaan kembali limbah B3, bisa dilakukan dengan memanfaatkannya untuk keperluan lain sesuai persyaratan tertentu.
Tahapan Penimbunan
Terakhir, ada tahapan penimbunan yang juga sering dilakukan oleh pihak jasa transporter pengelolaan B3 dalam mengelola limbah B3. Dalam tahapan penimbunan sendiri, diperlukan adanya beberapa persyaratan dan ketentuan penting di dalamnya. Yang mana, syarat dalam melakukan penimbunan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.
Dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku di dalamnya, maka kegiatan penimbunan limbah B3 yang dilakukan akan berjalan dengan baik. Selain itu, kegiatan penimbunan juga akan dikatakan resmi karena sudah memenuhi prosedur yang ditetapkan di dalamnya.
Demikianlah tadi informasi penting bagi Anda seputar beberapa tahapan penting yang umumnya dilakukan oleh pihak jasa transporter pengelolaan B3 dalam mengelola limbah B3 terbaik hanya di izinlingkungan.com.